Biologi
Hama
1. Hama
kumbang tanduk (O. rhinoceros)
umumnya menyerang tanaman kelapa sawit muda. Serangan hama ini dapat menurunkan
produksi tandan buah segar (TBS) pada tahun pertama hingga 69% dan menimbulkan
kematian padatanaman muda hingga 25%
2. Siklus
hidup kumbang ini terdiri dari :
-
Fase telur yang berlangsung selama 7 –
18 hari, dengan rata – rata selama 12 hari. Telur diletakkan di tempat daunan
yang telah lapuk atau lunak. Telur berwarna putih kecoklatan agak lonjong, dan
panjangnya 3 – 4 mm.
-
Larva terdiri dari tiga instar. Masa
larva instar pertama 12-21 hari, instar
kedua 21-60 hari, dan instar ketiga 60-165 hari. Warna larva keputih-putihan,
tetapi kepalanya bewarna kehitaman dan bagian belakang perutnya bewarna
biru keabuan. Tubuhnya samar-samar
melengkung membentuk setengah lingkaran. Larva memiliki tiga pasang kaki. Larva
hidup dari memakan bagian organik yang
ada di dekatnya.
-
Pupa berwarna cokelat kekuningan,
berkembang dalam selubung yang dibuat oleh larva dengan menggunakan bahan-bahan
yang terdapat disekitar tempat hidupnya.
-
Kumbang yang baru keluar terbang menuju
pohon kelapa dan memakan pucuk kelapa sambil mencari pasangan, kemudian terjadi
perkawinan. Dan setelah itu kumbang betina terbang menuju tumpukan
sampah-sampah atau menuju tumpukan tandan kosong kelapa sawit untuk bertelur.
Umur kumbang antara 2-4,5 bulan
-
Kumbang berukuran 4 cm dan berwarna
cokelat tua. Pada bagian ujung kepala kumbang jantan terdapat sebuah tanduk
kecil, sedangkan pada ujung perut jenis betina terdapat sekumpulan bulu kasar.
Gejala
serangan
Pada tanaman yang berumur antara 0 – 1
tahun, kumbang dewasa (baik jantan
maupun betina) melubangi bagian pangkal batang yang dapat mengakibatkan kematian titik tumbuh atau
terpuntirnya pelepah daun yang dirusak.
Pada tanaman dewasa kumbang dewasa akan melubangi pelepah daun termuda yang belum terbuka. Jika yang dirusak
adalah pelepah daun termuda (janur) maka
ciri khas bekas kerusakannya adalah janur seperti digunting berbentuk segitiga.
Metode
EWS
a. Metode sensus
Sensus dilakukan dengan memeriksa
semua pohon sawit. Pohon yang terserang diberi tanda sesuai criteria serangan
dan dicatat pada formulir sensus yang telah disediakan sebelumnya. Disamping
itu, apabila dijumpai serangan baru dan kumbang masih berada didalam lubang
gerekan, kumbang tersebut dikeluarkan (dengan cara dikait) kemudian dibunuh.
Demikian juga, apabila pupus mengalami serangan dan sudah membusuk, pupus
tersebut ditarik supaya tunas baru dapat tumbuh kembali dengan lurus. Dan
pelepah yang lainnya dibuka dengan cara ditekan kebawah agar merangsang
pertumbuhan pupus lebih cepat.
b. Kriteria serangan
Ringan ( R) = Tanaman digerek namun pucuk belum rusak
Sedang (S) = Tanaman digerek, pucuk rusak namun tumbuh pucuk baru
lagi
Berat (B) = Tanaman digerek
dan pucuk tidak tumbuh lagi sehingga perlu disisip
Tahun
tanam
|
Blok
|
Luas
(Ha)
|
Kriteria
serangan (pokok)
|
Ringan
|
Sedang
|
Berat
|
Total
|
2011
|
102
|
5
|
22
|
13
|
|
|
Rumus:
B
= 0
Jika total serangan
>2%, maka dilakukan pengendalian kimia secara total (seluruh tanaman) dengan
rotasi 2 x 1 bulan.
c. Pengendalian
1.
Manual
-
Mengeluarkan dan mengumpulkan kumbang
kemudian membunuh kumbang yang terdapat pada lubang gerekan dengan
menggunakan kawat dengan ujung yang
runcing.
-
Pemeriksaan dan pengumpulan kumbang
dilakukan dengan rotasi 2 x sebulan.
-
Menghancurkan sumber/media perkembangbiakkan
kumbang.
2. Biologi
kombinasi Mekanis.
-
Dengan menggunakan janjang kosong sebagai
tempat bertelur kumbang yang sebelumnya sudah ditaburi jamur Metarhyzium
anisopliae.
-
Janjang kosong diletakkan dipinggir areal
pokok sawit. Untuk menarik perhatian kumbang dapat digunakan perangkap Feromon
yang dibentuk sedemikian rupa untuk menarik imago betina.
-
Imago betina yang tidak tertangkap,
diharapkan bertelur pada janjang kosong yang sudah diaplikasikan jamur.
-
Jamur akan menginfeksi larva yang
menetas, sehingga menyebabkan kematian pada larva.
3. Kimiawi
Dengan menggunakan Karbosulfan atau
dengan nama dagang Marshall 5G dengan dosis 5-10 gr per pokok dengan cara
ditaburkan di pupus tanaman TBM dengan rotasi 2 x sebulan.
***